Proposal ini dipostkan sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas matakuliah metodologi penelitian
dosen pengampu : Dr.. Yuliati, M.Pd
untuk itu tingkat validitas atau kebenaran proposal ini belum dapat dipastikan
PROPOSAL
METODOLOGI
PENELITIAN
PENGARUH PENERAPAN
MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHTA
RINGAN di SLB BINA BANGSA
Dosen Pengampu
:
Dr. Budiyanto, M.Pd
Dr. Yuliati, M.Pd
Oleh :
Rizky Ila Safitri (14010044048)
PENDIDIKAN
LUAR BIASA
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Pendidikan merupakan aspek paling
penting sekaligus menjadi factor
penunjang keberhasilan dan juga perkembangan pembangunan dalam suatu Negara. Pendidikan
lahir dari asas kebudayaan masyarakat dan bangsa yang selalu mengalami perkembangan
untuk mencari bentuk baru dalam proses pendidikan . pendidikan sendiri
sangatlah penting bagi setiap individu karena pendidikan merupakan salah satu
hak asasi manusia yang harus dipenuhi tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan
khusus. Hingga sekarang, pendidikan terus berkembang dan mengalami pembaruan
guna mendapatkan hasil yang paling baik dalam penerapannya bagi peserta didik.
Pengembangan pendidikan ini juga mencakup
pengembangan dalam strategi pembelajaran dan juga media pembelajaran.
Penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan khususnya pendidikan luar biasa memerlukan pendidikan dan juga
strategi yang tepat khususnya dalam menentukan media pembelajaran. Kaena dalam
menentukan media pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan karakteristik
peserta didik, sehingga guru akan dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki
peserta didik semaksimal mungkin.
Dalam dunia pendidikan luar biasa,
ada beberapa jenis anak berkebutuhan khusus dengan masing-masing hambatannya. Sebgaimana
telah diatur oleh pemerintah dalam PP No. 17 tahun 2010 pasa; 29 ayat (3)
menyebutkan bahwa peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang :
(a) tunanetra, (b) tunarungu, (c) tunawicara, (d) tunagrahita, (e) tunadaksa,
(f) tunalaras, (g) berkesulitan belajar, (h) lamban belajar, (i) autis (j)
memiliki gangguan motorik, (k) menjadi korban pengguna narkotika, obat
terlarang, dan zat adiktif lain, dan (l) memiliki kelainan lain.
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan
atau keterlambatan dalam perkembangan mental ( Fungsi intelektual di bawah
teman – temannya seusianya ) disertai ketidakmampuan / kekurangmampuan untuk
belajar dan untuk menyesuaikan diri. Untuk itu butuh media dan juga layanan pendidikan yang sesuai untuk
karakteristik anak tunagrahita, khususnya anak tunagrahita ringan yang masih
mampu didik. Berdasarkan dari apa yang telah dijabarkan diatas, untuk itu
penulis ingin mencoba menerapkan media pembelajaran kartu bergambar untuk
meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijabarkan diatas, maka dapat ditarik inti mssalah dalam penelitian ini yaitu
apakah penerapan
media kartu bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahta ringan?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa
kemampuan membaca anak tunagrahita ringan dapat ditingkatkan melalui penerapan
pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu bergambar,
D.
Manfaat
Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai
berikut:
1.
Manfaat
teoritis :
Penelitian ini dapat menguatkan teori mengenai pengaruh penerapan media
pembelajaran kartu bergambar dalam meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita
ringan.
2.
Manfaat
praktis
a.
Dapat
mengetahui peningkatan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan melalui media
pembelajaran kartu bergambar
b.
Dapat
memberikan rujukan tentang penelitian mengenai meningkatkan kemampuan membaca
anak tunagrahita ringan
c.
Dapat
digunakan sebagai salah satu metode atau teknik dalam meningkatkan kemampuan
membaca anak tunagrahita ringan.
E.
Batasan
masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan agar menghindari
kekeliruan dari hasil penelitian yang meluas. Agar pembahasan tidak keluar dari
permasalahan perlu adanya suatu batasan
sebagai berikut:
a.
Penelitian
ini hanya berkisar pada kemampuan membaca anak tunagrahita
b.
Penelitian
ini hanya mengambil sampel siswa SLB Bina Bangsa
BAB II
KAJIAN TEORI
Anak
tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam
perkembangan mental ( Fungsi intelektual di bawah teman – temannya seusianya )
disertai ketidakmampuan atau kekurangmampuan untuk
belajar dan untuk menyesuaikan diri.
American
Asociation on Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan tunagrahita sebagai
kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata, yaitu IQ 84
ke bawah berdasarkan tes. Sedangkan pengertian tunagrahita menurut japan league
for mentally retarded yang meliputi fungsi intelektual lamban yaitu IQ 70 ke
bawah berdasarkan tes intelegensi baku. Para ahli Indonesia mengklasifikasi
tunagrahita sebagai berikut : a) tunagrahita ringan (IQ 50-70), b) tunagrahita sedang (IQ 55- 40), c)
tunagrahita berat (IQ<30)
Anak tunagrahita
memiliki karak teristik lamban mempelajari hal-hal baru yang bersifat abstrak, kesulitan dalam
menggeneralisasikan sesuatu, dan juga kemampuan berbicaranya sangan kurang
karena kosakata yang sangat minim.
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar , atau
segala sesuatu yang di pergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pebelajar seingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Salah satu media
yang dapat di gunakan untuk pembelajaran anak tunagrahita ialah media kartu
bergambar. Kartu bergambar ialah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk mempermudah dalam belajar. Media kartu
bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 X 22 cm yang
tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan (Prapita,
2009:4). Kartu bergambar digunakan agar materi yang disampaikan kepada peserta
didik dapat lebih bersifat konkret, dan mudah dipahami oleh anak tunagrahita.
Selain itu, menurut Sadiman (1984:31 -33) media gambar
mempunyai 6
syarat penggunaan, yaitu:
1.
Autentik,
jujur melukiskan situasi kalau orang melihatnya
2.
Sederhana,
komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin –
poin pokok dalam gambar
3.
Ukuran
relative, gambar dapat memperbesar / memperkecil obyek / benda
sebenarnya
4.
Gambar
sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik
tidaklah menunjukkan obyek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan
aktivitas tertentu.
5.
Gambar
yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa
sendiri sering kali lebih baik.
Pembuatan kartu
bergambar ini disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana dan juga tidak
perlu rumit sehingga siswa tidak sampai salah dalam menafsirkan pesan dalam
kartu tersebut, terutama anak tunagrahita yang memiliki kesulitan dalam
berfikir abstrak.
Kelebihan dan kelemahan media bergambar menurut Sadiman, dkk
(2008:29- 31) adalah: Kelebihan:
a.
Sifatnya konkret, lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b.
Dapat mengatasi batasan
ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke
kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
c.
Dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita.
d.
Dapat memperjelas suatu
masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat
mencegah kesalahpahaman.
e.
Harganya murah, mudah
diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Kelemahan:
a.
Hanya
menekankan persepsi indera mata.
b.
Benda
yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c.
Ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
campuran atau mixed method research dengan desain eksploratoris sekuensial.
Metode campuran adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau
menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara
bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang
lebih komprehensif, valid,reliabel, dan obyektif. Sedangkan desain
eksploratoris sekuensial adalah desain yang melibatkan pengumpulan dan analisis
data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengumpulan dan
analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasi-hasil
tahap pertama.
B.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
penelitian denggan menggunakan pendekatan kualitatif dan pada tahap penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada tahap pendekatan pertama yaitu penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Data kualitatif berupa data deskripif
tentang kondisi anak dan kondisi penggunaan media dan metode saat pembelajaran
berlangsung pada anak tunagrahita ringan di sekolah. Data tersebut bertujuan
untuk merancang media gambar yang
cocok untuk meningkatkan bahasa khususnya dalam berbahasa untuk anak
tunagrahita ringan.
Tahap kedua yaitu penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan
media pembelajaran yang telah dirancang setelah pengumpulan data pada tahap
pertama.
C.
Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita
ringan yang bersekolah di SLB Bina
Bangsa pada jenjang SDLB dan guru Sekolah Luar Biasa yang mengajar anak
tunagrahita. Jumlah subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel
1. 1
Subjek
Penelitian
Sekolah
|
Siswa
|
Guru
|
SLB Bina
Bangsa
|
3
orang
Inisial
MA, AP, PD
|
3 orang
Guru Kelas 3, 4, dan 5
|
Jumlah
|
3
|
3
|
Lokasi penelitian ini adalah di SLB Dharma Bakti,
yaitu di sepanjang, taman,
Sidoarjo
Teknik Pengumpulan Data
1.
Tahap Pertama
a.
Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
observasi mengenai kondisi kemampuan anak dalam berbahasa dan kondisi
pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah. Pada penelitian ini, teknik
observasi yang dilakukan adalah teknik observasi terfokus. Melalui kegiatan
observasi ini peneliti dapat mengamati masalah-masalah yang difokuskan dalam
penelitian.
b.
Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mengenai media pembelajaran
yang akan dirancang oleh peneliti. Informan yang akan diwawancarai oleh
peneliti adalah tiga guru Sekolah Luar Biasa yang menangani anak tunagrahita
ringan. Data yang diperoleh melalui wawancara, direkam dengan menggunakan alat
perekam dan hasilnya dicatat ke dalam transkip wawancara.
2.
Tahap Kedua
Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai penggunaan media
gambar dalam pembelajaran mengenal kata. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyusunan kuisioner dan merumuskan intem-intem pertanyaan alternatif
jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuisioner merupakan instrumen
yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis disertai
alternatif jawaban yang tersedia, dan menetapkan pemberian skor untuk setiap
intem pertanyaan.
D.
Instrumen Penelitian
1.
Tahap Pertama
a.
Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisi pokok-pokok masalah yang
berhubungan dengan kondisi anak dalam membaca dan pembelajaran mengenal kata di sekolah. Berikut
kiri-kisi pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian :
Tabel 1.2
Kisi-kisi Pedoman
Observasi Kondisi Anak Pada Saat Membaca
No.
|
Fokus Penelitian
|
Sub Fokus Penelitian
|
1.
|
Keterampilan pada saat anak Membaca
|
a.
Kemampuan anak saat mengucapkan kata demi kata
b.
Perilaku anak ketika membaca
|
Tabel 1.3
Kisi-kisi Pedoman
Observasi Kondisi Pembelajaran Mengenal Kata
No.
|
Fokus Penelitian
|
Sub Fokus penelitian
|
1.
|
Penggunaan media pembelajaran
|
a.
Jenis media yang digunakan
b.
Penggunaan media pembelajaran
|
2.
|
Penggunaan metode pembelajaran
|
a.
Metode pembelajaran yang digunakan
b.
Penggunaan metode pembelajaran
|
b.Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pokok-pokok bahasan mengenai
media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah.
Tabel 1.4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No.
|
Aspek
|
Indikator
|
1.
|
Penggunaan media pembelajaran
|
a.
Jenis media yang digunakan
b.
Penggunaan media pembelajaran
c.
Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
d.
Kesesuaian media pembelajaran dengan materi
pembelajaran
e.
Hambatan dalam menggunakan media pembelajaran
f.
Upaya dalam mengatasi hambatan dalam penggunaan media
pembelajaran
|
2.
|
Penggunaan metode pembelajaran
|
a.
Metode pembelajaran yang digunakan
b.
Penggunaan metode pembelajaran
c.
Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
d.
Kesesuaian metode pembelajaran dengan maeri
pembelajaran
e.
Hambatan dalam menggunakan metode pembelajaran
f.
Upaya dalam mengatasi hambatan dalam penggunaan
metode pembelajaran
|
2. Tahap Kedua
Instrumen penelitian pada tahap kedua atau tahap pendekatan kuantitatif adalah kuisioner. Tujuan
instrumen penelitian dalam pendekatan ini bermaksud mendapat data dan informasi
yang lengkap mengenai keefektifan media kartu bergambar dalam pembelajaran meningkatkan bahasa. Berikut
adalah kisi-kisi kuisioner atau angket yang akan digunakan dalam penelitian :
Tabel 1.5
Kisi-kisi Kuisioner
Aspek
|
Indikator
|
Nomor Kuisioner
|
1.
Ketepatan
|
a.
Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
|
1
|
2.
Organisasi isi (pengunaan metode S A S)
|
a.
Struktural menampilkan keseluruhan
b.
Analitikal, penguraian kalimat
c.
Sintentik, penggabungan kalimat
|
2, 3, 4
|
3.
Tampilan
|
a.
Penggunaan icon (gambar)
b.
Penggunaan warna
c.
Penggunaan suara
|
5, 6, 7
|
4.
Kepraktisan
|
a.
Efesiensi waktu
b.
Usebilitas (mudah dalam menggunakannya)
|
8, 9
|
5.
Interaktivitas
|
a.
Kontribusi siswa dalam penggunaan media pembelajaran
b.
Terdapat reinforment positive ketika anak menjawab
benar
c.
Terdapat reinforment negative ketika anak menjawab
salah
|
10, 11, 12
|
6.
Motivasi
|
a.
Antusias siswa dalam pembelajaran
b.
Antusisas siswa dalam menggunakan media pembelajaran
|
13, 14
|
7.
Hasil/ tindak lanjut
|
a.
Kemampuan anak meningkat
b.
Kemampuan siswa dalam mengulang pelajaran
|
15, 16
|
E. Analisis Data
1.
Tahap Pertama
a.
Reduksi Data (Data Reducation)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya akan cukup
banyak, maka harus dilakukan reduksi data. Yaitu dengan data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya mengubah bentuk data hasil observasi menjadi data yang bermakna.
Reduksi data dilakukan setelah melakukan observasi dan wawancara.
b.
Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang
tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini
penyajian data berupa teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya apa
yang telah dipahami tersebut.
c.
Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)
Langkah selanjutnya setelah data direduksindan
disajikan, maka data disimpulkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Penelitian menarik kesimpulan tentang data
yang telah terkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab atau tidaknya
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan penarikan kesimpulan didasarkan
pada verifikasi data atau didukung oleh data-data yang memadai sehingga dapat
menjadi kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.
Tahap Kedua
Analisis
data pada tahap ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya. Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian pada tahap ini adalah
data ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahap ini adalah untuk mengetahui efektifitas
penggunaan media gambar dalam pembelajaran untuk meningkatkan membaca pada anak tunagrahita ringan.
Pengolahan data yang terkumpul dari penyebaran
kuisioner dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan
penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan
memeriksa kelengkapan lembar kuisioner dan memeriksa kebenaran cara pengisian.
Selanjutnya melakukan tabulasi dari hasil kuisioner dan memberikan nilai atau
pembobotan sesuai dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.
Daftar
pustaka
PENGERTIAN,
KLASIFIKASI, DAN KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA _ FORUM GURU INDONESIA.html