Selasa, 27 Desember 2016

contoh word wall

contoh word  wall  untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan bahasa indonesia 
dosen pengampu :Dr Yuliati M.Pd

Rizky Ila Safitri (14010044048)



contoh mini book

contoh mini book  untuk melengkapi tugas mata kuliah pendidikan bahasa indonesia 
dosen pengampu :Dr Yuliati M.Pd

Rizky Ila Safitri (14010044048)











contoh big book

Contoh bigbook untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia oleh dosen Pengampu Dr.Yuliati M.Pd


Rizky Ila Safitri (14010044048)
PLB 2014











Selasa, 20 Desember 2016

proposal



Proposal ini dipostkan sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas matakuliah metodologi penelitian 
dosen pengampu : Dr.. Yuliati, M.Pd
untuk itu tingkat validitas atau kebenaran proposal ini belum dapat dipastikan



PROPOSAL
METODOLOGI PENELITIAN
PENGARUH PENERAPAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHTA RINGAN di SLB BINA BANGSA

Dosen Pengampu :
Dr. Budiyanto, M.Pd
Dr. Yuliati, M.Pd

Oleh :
Rizky Ila Safitri                                 (14010044048)

PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016














BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
Pendidikan merupakan aspek paling penting  sekaligus menjadi factor penunjang keberhasilan dan juga perkembangan pembangunan dalam suatu Negara. Pendidikan lahir dari asas kebudayaan masyarakat dan bangsa yang selalu mengalami perkembangan untuk mencari bentuk baru dalam proses pendidikan . pendidikan sendiri sangatlah penting bagi setiap individu karena pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Hingga sekarang, pendidikan terus berkembang dan mengalami pembaruan guna mendapatkan hasil yang paling baik dalam penerapannya bagi peserta didik. Pengembangan  pendidikan ini juga mencakup pengembangan dalam strategi pembelajaran dan juga media pembelajaran.
Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan khususnya pendidikan luar biasa memerlukan pendidikan dan juga strategi yang tepat khususnya dalam menentukan media pembelajaran. Kaena dalam menentukan media pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, sehingga guru akan dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik semaksimal mungkin.
Dalam dunia pendidikan luar biasa, ada beberapa jenis anak berkebutuhan khusus dengan masing-masing hambatannya. Sebgaimana telah diatur oleh pemerintah dalam PP No. 17 tahun 2010 pasa; 29 ayat (3) menyebutkan bahwa peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang : (a) tunanetra, (b) tunarungu, (c) tunawicara, (d) tunagrahita, (e) tunadaksa, (f) tunalaras, (g) berkesulitan belajar, (h) lamban belajar, (i) autis (j) memiliki gangguan motorik, (k) menjadi korban pengguna narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, dan (l) memiliki kelainan lain.
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental ( Fungsi intelektual di bawah teman – temannya seusianya ) disertai ketidakmampuan / kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri. Untuk itu butuh media dan juga layanan pendidikan yang sesuai untuk karakteristik anak tunagrahita, khususnya anak tunagrahita ringan yang masih mampu didik. Berdasarkan dari apa yang telah dijabarkan diatas, untuk itu penulis ingin mencoba menerapkan media pembelajaran kartu bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik inti mssalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahta ringan?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa kemampuan membaca anak tunagrahita ringan dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu bergambar,

D.    Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1.      Manfaat teoritis :
Penelitian ini dapat menguatkan teori mengenai pengaruh penerapan media pembelajaran kartu bergambar dalam meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan.
2.      Manfaat praktis
a.       Dapat mengetahui peningkatan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan melalui media pembelajaran kartu bergambar
b.      Dapat memberikan rujukan tentang penelitian mengenai meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan
c.       Dapat digunakan sebagai salah satu metode atau teknik dalam meningkatkan kemampuan membaca anak tunagrahita ringan.

E.     Batasan masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan agar menghindari kekeliruan dari hasil penelitian yang meluas. Agar pembahasan tidak keluar dari permasalahan perlu adanya  suatu batasan sebagai berikut:
a.       Penelitian ini hanya berkisar pada kemampuan membaca anak tunagrahita
b.      Penelitian ini hanya mengambil sampel siswa SLB Bina Bangsa




BAB II
KAJIAN TEORI
           

            Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental ( Fungsi intelektual di bawah teman – temannya seusianya ) disertai ketidakmampuan  atau kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri.
            American Asociation on Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes. Sedangkan pengertian tunagrahita menurut japan league for mentally retarded yang meliputi fungsi intelektual lamban yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku. Para ahli Indonesia mengklasifikasi tunagrahita sebagai berikut : a) tunagrahita ringan (IQ 50-70),  b) tunagrahita sedang (IQ 55- 40), c) tunagrahita berat (IQ<30)

Anak tunagrahita memiliki karak teristik lamban mempelajari hal-hal  baru yang bersifat abstrak, kesulitan dalam menggeneralisasikan sesuatu, dan juga kemampuan berbicaranya sangan kurang karena kosakata yang sangat minim.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar , atau segala sesuatu  yang di pergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar seingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Salah satu media yang dapat di gunakan untuk pembelajaran anak tunagrahita ialah media kartu bergambar. Kartu bergambar ialah sebuah alat atau media belajar yang dirancang  untuk mempermudah dalam belajar. Media kartu bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 X 22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan (Prapita, 2009:4). Kartu bergambar digunakan agar materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat lebih bersifat konkret, dan mudah dipahami oleh anak tunagrahita.

Selain itu, menurut Sadiman (1984:31 -33) media gambar mempunyai 6
syarat penggunaan, yaitu:
1.      Autentik, jujur melukiskan situasi kalau orang melihatnya
2.      Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin –
poin pokok dalam gambar
3.      Ukuran relative, gambar dapat memperbesar / memperkecil obyek / benda
sebenarnya
4.      Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik
tidaklah menunjukkan obyek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan
aktivitas tertentu.
5.      Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa
sendiri sering kali lebih baik.

Pembuatan kartu bergambar ini disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana dan juga tidak perlu rumit sehingga siswa tidak sampai salah dalam menafsirkan pesan dalam kartu tersebut, terutama anak tunagrahita yang memiliki kesulitan dalam berfikir abstrak.

Kelebihan dan kelemahan media bergambar menurut Sadiman, dkk (2008:29- 31) adalah: Kelebihan:
a.       Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b.      Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
c.       Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d.      Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
e.       Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Kelemahan:
a.       Hanya menekankan persepsi indera mata.
b.      Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c.       Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran atau mixed method research dengan desain eksploratoris sekuensial. Metode campuran adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,reliabel, dan obyektif. Sedangkan desain eksploratoris sekuensial adalah desain yang melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasi-hasil tahap pertama.
B.   Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap penelitian denggan menggunakan pendekatan kualitatif dan pada tahap penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada tahap pendekatan pertama yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data kualitatif berupa data deskripif tentang kondisi anak dan kondisi penggunaan media dan metode saat pembelajaran berlangsung pada anak tunagrahita ringan di sekolah. Data tersebut bertujuan untuk merancang media gambar yang cocok untuk meningkatkan bahasa khususnya dalam berbahasa untuk anak tunagrahita ringan.
Tahap kedua yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan media pembelajaran yang telah dirancang setelah pengumpulan data pada tahap pertama.
C.   Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan yang bersekolah di SLB Bina Bangsa pada jenjang SDLB dan guru Sekolah Luar Biasa yang mengajar anak tunagrahita. Jumlah subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
                                                             Tabel 1. 1                                      
Subjek Penelitian
Sekolah
Siswa
Guru
SLB Bina Bangsa
3 orang
Inisial MA, AP, PD
3 orang
Guru Kelas 3, 4, dan 5
Jumlah
3
3
Lokasi penelitian ini adalah di SLB Dharma Bakti, yaitu di sepanjang, taman, Sidoarjo

Teknik Pengumpulan Data
1.      Tahap Pertama
a.       Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi mengenai kondisi kemampuan anak dalam berbahasa dan kondisi pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi terfokus. Melalui kegiatan observasi ini peneliti dapat mengamati masalah-masalah yang difokuskan dalam penelitian.
b.      Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mengenai media pembelajaran yang akan dirancang oleh peneliti. Informan yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah tiga guru Sekolah Luar Biasa yang menangani anak tunagrahita ringan. Data yang diperoleh melalui wawancara, direkam dengan menggunakan alat perekam dan hasilnya dicatat ke dalam transkip wawancara.
2.      Tahap Kedua
Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai penggunaan media gambar dalam pembelajaran mengenal kata. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan kuisioner dan merumuskan intem-intem pertanyaan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuisioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis disertai alternatif jawaban yang tersedia, dan menetapkan pemberian skor untuk setiap intem pertanyaan.
D.   Instrumen Penelitian
1.      Tahap Pertama
a.       Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisi pokok-pokok masalah yang berhubungan dengan kondisi anak dalam membaca dan pembelajaran mengenal kata di sekolah. Berikut kiri-kisi pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian :
Tabel 1.2
Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Anak Pada Saat Membaca
No.
Fokus Penelitian
Sub Fokus Penelitian
1.       
Keterampilan pada saat anak Membaca
a.       Kemampuan anak saat mengucapkan kata demi kata
b.      Perilaku anak ketika membaca



Tabel 1.3
Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Pembelajaran Mengenal Kata
No.
Fokus Penelitian
Sub Fokus penelitian
1.       
Penggunaan media pembelajaran
a.       Jenis media yang digunakan
b.      Penggunaan media pembelajaran
2.       
Penggunaan metode pembelajaran
a.       Metode pembelajaran yang digunakan
b.      Penggunaan metode pembelajaran

b.Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pokok-pokok bahasan mengenai media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah.
Tabel 1.4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No.
Aspek
Indikator
1.       
Penggunaan media pembelajaran
a.       Jenis media yang digunakan
b.      Penggunaan media pembelajaran
c.       Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
d.      Kesesuaian media pembelajaran dengan materi pembelajaran
e.       Hambatan dalam menggunakan media pembelajaran
f.       Upaya dalam mengatasi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran
2.       
Penggunaan metode pembelajaran
a.       Metode pembelajaran yang digunakan
b.      Penggunaan metode pembelajaran
c.       Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
d.      Kesesuaian metode pembelajaran dengan maeri pembelajaran
e.       Hambatan dalam menggunakan metode pembelajaran
f.       Upaya dalam mengatasi hambatan dalam penggunaan metode pembelajaran
2. Tahap Kedua
Instrumen penelitian pada tahap kedua atau tahap pendekatan kuantitatif adalah kuisioner. Tujuan instrumen penelitian dalam pendekatan ini bermaksud mendapat data dan informasi yang lengkap mengenai keefektifan media kartu bergambar dalam pembelajaran meningkatkan bahasa. Berikut adalah kisi-kisi kuisioner atau angket yang akan digunakan dalam penelitian :
Tabel 1.5
Kisi-kisi Kuisioner
Aspek
Indikator
Nomor Kuisioner
1.      Ketepatan
a.       Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
1
2.      Organisasi isi (pengunaan metode S A S)
a.       Struktural menampilkan keseluruhan
b.      Analitikal, penguraian kalimat
c.       Sintentik, penggabungan kalimat
2, 3, 4
3.      Tampilan
a.       Penggunaan icon (gambar)
b.      Penggunaan warna
c.       Penggunaan suara
5, 6, 7
4.      Kepraktisan
a.       Efesiensi waktu
b.      Usebilitas (mudah dalam menggunakannya)
8, 9
5.      Interaktivitas
a.       Kontribusi siswa dalam penggunaan media pembelajaran
b.      Terdapat reinforment positive ketika anak menjawab benar
c.       Terdapat reinforment negative ketika anak menjawab salah
10, 11, 12


6.      Motivasi
a.       Antusias siswa dalam pembelajaran
b.      Antusisas siswa dalam menggunakan media pembelajaran
13, 14
7.      Hasil/ tindak lanjut
a.       Kemampuan anak meningkat
b.      Kemampuan siswa dalam mengulang pelajaran
15, 16
E.   Analisis Data
1.      Tahap Pertama
a.       Reduksi Data (Data Reducation)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya akan cukup banyak, maka harus dilakukan reduksi data. Yaitu dengan data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya mengubah bentuk data hasil observasi menjadi data yang bermakna. Reduksi data dilakukan setelah melakukan observasi dan wawancara.
b.      Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini penyajian data berupa teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya apa yang telah dipahami tersebut.
c.       Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)
Langkah selanjutnya setelah data direduksindan disajikan, maka data disimpulkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penelitian menarik kesimpulan tentang data yang telah terkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab atau tidaknya rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan penarikan kesimpulan didasarkan pada verifikasi data atau didukung oleh data-data yang memadai sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.      Tahap Kedua
Analisis data pada tahap ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian pada tahap ini adalah data ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahap ini  adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan media gambar dalam pembelajaran untuk meningkatkan membaca pada anak tunagrahita ringan.
Pengolahan data yang terkumpul dari penyebaran kuisioner dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar kuisioner dan memeriksa kebenaran cara pengisian. Selanjutnya melakukan tabulasi dari hasil kuisioner dan memberikan nilai atau pembobotan sesuai dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.

Daftar pustaka
PENGERTIAN, KLASIFIKASI, DAN KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA _ FORUM GURU INDONESIA.html